“KOMUNITAS YANG BERPEGANG TEGUH PADA FIRMAN”
Dipublikasikan pada 26 Februari 2023
5 min baca

Bacaan: Matius 4:1-11

Hari ini kita merayakan Minggu Pra Paskah I, saat kita melakukan pendalaman spiritual yang mendasar melalui latihanlatihan penyangkalan diri dalam perjalanan mengikut Kristus hingga kita siap merayakan misteri Paskah. Oleh karena itulah bacaan Alkitab hari ini membawa kita pada perenungan untuk mengasah iman melalui pencobaan. Bagaimanakah agar kita berhasil menghadapi pencobaan dalam keteguhan iman? Marilah kita belajar dari kisah pencobaan padang gurun yang dialami Yesus Kristus.

Pencobaan ini terjadi setelah Yesus dibaptis dan setelah penyataan bahwa Yesus adalah Anak yang dikasihi ALLAH (Mat. 3:13-17). Pencobaan di padang gurun merupakan persiapan Yesus untuk memulai pelayanan-Nya (sama seperti Musa dan Elia yang berpuasa 40 hari 40 malam ketika ALLAH mempersiapkan mereka menjadi pemimpin umat-Nya). Marilah kita melihat bagaimana Yesus menyikapi pencobaan!

Iblis memulai pencobaannya dengan menyerang titik lemah manusia pada umumnya yaitu kebutuhan dasar akan makanan. Pada saat lapar semua orang membutuhkan makanan. Oleh karena itu ada orang yang mencuri, merampok bahkan menjarah kala perutnya lapar. Atas nama kelaparan, orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan makanan. Akan tetapi Yesus tak menempuh jalan seperti itu. Pada saat perutnya lapar karena baru saja menyelesaikan puasa 40 hari 40 malam, Yesus tetap mampu mengendalikan diri. Dia tak dikendalikan kelaparannya melainkan mampu mengendalikan kelaparannya. Iblis pun tak mampu menjatuhkannya sekalipun melalui titik lemah saat kelaparan. Apakah kunci sukses pengendalian diri Yesus? Ayat 4 mengatakan: Tetapi Yesus menjawab“Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut ALLAH “.

Bagi Yesus, kelaparan tak boleh menjadi alasan untuk melanggar Firman ALLAH. Justru ketika manusia terpuruk di titik terlemah kelaparan, dia akan tetap kuat dan teguh bila berpegang pada Firman ALLAH. Bahkan bukan hanya pada saat lapar. Firman ALLAH adalah senjata yang melindungi dan memberi kita kekuatan dalam menghadapi pelbagai bentuk pencobaan sehingga kita tak mudah dijatuhkan iblis dengan segala bujuk rayunya. Kita melihat bagaimana Yesus menangkis setiap serangan pencobaan iblis yang ingin menjatuhkannya dengan mengingat dan berpegang pada Firman ALLAH. Dia menjawab iblis dalam setiap pencobaan yang dihadapinya dengan perkataan, “ Ada tertulis…” (ayat 4,7,10 ). Yesus ingat persis dan paham betul bunyi Firman ALLAH yang tertulis dalam kitab suci. Maka iblis pun tak dapat mengecohnya dengan kutipan-kutipan Kitab suci yang disalahgunakan. Misalnya dalam pencobaan yang kedua, iblis menyerang Yesus dengan mengutip bunyi Kitab suci. ( ayat 6, bdk Mazmur 91:11-12). Memang iblis selalu punya cara untuk menjatuhkan kita, termasuk memakai metode yang keliatannya rohani dan melalui kutipan kitab suci. Oleh karena itu kita perlu benar-benar memahami Firman ALLAH dan berpegang pada Sang Firman agar iman kita kuat dan teguh hingga tak dapat dijatuhkan oleh iblis. Lihatlah, dengan senjata Firman ALLAH, Yesus menang atas pencobaan dan iblis pun dihalau dari hadapan-Nya. (ayat 10-11)

Marilah kita merenungkan apakah selama ini kita telah hidup berpegang pada Firman ALLAH sehingga kita dimampukan mengendalikan diri serta tak mudah mengikuti keinginan daging dan hawa nafsu sekalipun saat berada di titik lemah kehidupan. Apakah pertobatan kita terus bertumbuh dan berbuah dalam iman yang kuat dan berbuah? Jangan biarkan iblis menjatuhkan kita. Jangan biarkan pertobatan kita menjadi tobat tomat ( tobat –kumat – tobat- kumat ). Hadapi setiap pencobaan dengan senjata Firman ALLAH. Efesus 6:17 mengatakan bahwa Firman ALLAH adalah ketopong keselamatan dan pedang Roh yang membuat kita dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis. Sesungguhnya pemenang kehidupan adalah orang yang selalu memegang Firman TUHAN sebagai senjata mengarungi kehidupan.

Mari bertumbuh bersama sebagai komunitas orang percaya yang selalu berpegang pada Firman TUHAN. Mari saling mengingatkan dan saling mensupport untuk terus belajar dan hidup dalam Firman TUHAN. Selamat melanjutkan perjalanan puasa penyangkalan diri di masa Pra Paskah dengan makin melekat pada TUHAN dan Firman-Nya.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
19 Orang Membaca