"AKU, TUHAN,” BERSUARA DAN MENGUTUS
Dipublikasikan pada 20 Februari 2023
2 min baca

Bacaan: Kisah Para Rasul 7:30-34

“... Aku telah turun ... karena itu marilah, engkau akan Kuutus ....” (Kis. 7:34)

Suara Allah, sebagaimana kesaksian Penginjil Lukas dalam perikop ini, adalah ajakan bagi Musa: “Marilah, engkau akan Kuutus.” Allah mengutus Musa untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan di tanah Mesir. Selanjutnya, Lukas mengisahkan peran besar Musa bagi Israel, tetapi Israel menolak dan tidak menaatinya (ay. 35-39). Allah mengutus Musa bukan ke tempat “segar” untuk berleha-leha.

Perayaan ibadah diakhiri dengan pengutusan. Bahasa Latin pengutusan adalah misi, missa, missio. Misionaris, dalam arti khusus, adalah orang yang diutus untuk tugas tertentu di suatu tempat atau lembaga. Namun, dalam arti umum, semua orang Kristen diutus untuk menjadi saksi kebaikan di dunia. Mengakhiri perayaan ibadah, pemimpin mengatakan: “Pergilah, jadilah saksi Kristus” atau “Pergilah, kita diutus.” Kalimat-kalimat tersebut mengonfirmasi bahwa kita adalah utusan Allah.

Berbahagialah bahwa Allah mengutus kita. Artinya, Allah memperhitungkan kita sebagai orang yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu; pekerjaan dan kondisi yang mungkin tidak mudah. Allah memilih orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan tertentu di tempat yang tidak “segar”. Allah tidak mengutus utusan-Nya untuk menikmati kemewahan dan kenyamanan sebab kenyamanan selalu dikejar semua orang. Bersukacita di dalam rasa sedih, keluh kesah, marah, adalah hal lumrah. Namun, bertahan hingga akhir adalah bonus kesukacitaan setiap utusan Allah.

DOA:

Sertai saya sebagai saksi dan utusan-Mu membersaksikan kebaikan. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
8 Orang Membaca