MESIAS YANG MENDERITA
Dipublikasikan pada 16 Januari 2023
2 min baca

Bacaan: Kisah Para Rasul 8:26-40

Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; Siapakah yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawanya diambil dari bumi. (Kis. 8:33)

Tak semua orang bisa menalar dan menerima fakta bahwa Mesias memang harus menderita. Itulah juga penyebab tidak semua orang, bahkan orang Israel sendiri, mau menerima Yesus orang Nazaret sebagai Mesias. Penolakan Israel terjadi karena dua hal. Pertama, mereka melihat Yesus lahir dan tumbuh dengan begitu sederhana. Kedua, Ia mati dengan cara yang tragis, disalib seperti penjahat.

Seorang terpandang, yakni sida-sida asal Etiopia, kepala perbendaharaan Sri Kandake, mempunyai sudut pandang lain. Ia hidup di istana, dan tak sulit baginya untuk menerima penjelasan Filipus mengenai teks Yesaya yang ia baca. Seorang Mesias memang harus menderita dan terhina demi manusia, sama seperti seorang pemimpin atau raja di istana yang memang harus berkorban demi keselamatan rakyatnya. Bukan sebaliknya, mengorbankan rakyat demi takhta dan harta. Sang sida-sida ini begitu terpukau dengan kemesiasan Yesus. Ia menaruh percaya dan harapan kepada-Nya. Karena itu, ia kemudian meminta untuk dibaptis oleh Filipus; suatu tanda bahwa ia kini menjadi bagian dari komunitas murid Yesus Kristus.

Penderitaan Kristus dan kehinaan yang Ia tanggung demi manusia dan dunia merupakan cerminan dari kemuliaan sejati. Autentisitas kemuliaan itu bukan karena diri kita dikenakan jubah yang mahal dan diberi mahkota bertatahkan permata, melainkan datang dari hati yang penuh cinta. Oleh cinta itu, kita berjuang untuk kehidupan dan rela berkorban seperti teladan Mesias.

REFLEKSI:

Penderitaan tidak untuk diglorifikasi. Namun, menerimanya sebagai bagian dari cara mencinta akan menempatkan kita di jalan Mesias.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
4 Orang Membaca