BERUNTUNG DAN BERUTANG
Dipublikasikan pada 11 Januari 2023
2 min baca

Bacaan: Matius 12:15-21

“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.”

(Mat. 12:20)

“Beruntung sekaligus berutang saya. Dahulu hidup saya kacau. Terjebak dalam pergaulan yang salah. Dari miras sampai narkoba sudah saya lewati. Beruntung, saya mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hidup. Tuhan masih baik sehingga saya tidak binasa. Saya berutang,” ungkap seorang sahabat.

Tuhan Allah memang baik, dan Ia tidak pernah berubah dalam kasih dan kebaikan-Nya. Hal itu diwujudkan dalam hidup dan pelayanan Yesus Kristus. Ia berkarya melampaui batas-batas yang dipatok manusia. Ia menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Akibatnya, Ia dibenci. Namun, Ia tetap melepaskan kasih dan pengampunan. Kesempatan diberikan kepada setiap orang untuk bertobat dan mengalami cinta Allah yang memulihkan. “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan.” Artinya, manusia yang sudah rusak, tidak akan dibinasakan. Ia justru akan membuat mereka bersinar kembali seperti pelita. Mereka akan menjadi saksi yang menceritakan cinta-Nya yang memulihkan.

Injil menarasikan bagaimana orang-orang sakit, kaum miskin dan termarginalkan, dirangkul dan disembuhkan oleh Yesus. Mereka ini dibuang dan tidak dipedulikan manusia, tetapi dikasihi oleh Kristus. Sama seperti sahabat dalam cerita di atas, kesempatan selalu diberikan oleh Allah di dalam Kristus bagi mereka yang mendambakan pemulihan. Ia tidak menginginkan kebinasaan, tetapi kehidupan bagi orang-orang berdosa. Karena itu, Anda dan saya pun beruntung dan berutang.

REFLEKSI:

Menyadari diri sebagai orang beruntung dan berutang akan membangkitkan syukur dan tanggung jawab untuk menebar cinta-Nya.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
4 Orang Membaca